Thursday, March 20, 2014

MAKALAH DURHAKA KEPADA ORANGTUA


MAKALAH
DURHAKA KEPADA ORANGTUA




Disusun oleh :

LUKMAN KHAKIM     (1312858)
MUH. AWALUDDIN     (1312886)
NURSEHA                     (1312910)
NURUL AMALIA          (1312928)

STIA PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
Tahun Ajaran 2013 / 2014






Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas  makalah  ini dengan judul ’’ Durhaka Kepada Orang Tua” dengan tepat pada waktunya.

Tugas makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam  . Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr.H.M.Sabit AT,M.M  selaku dosen  pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga tugas makalah Pendidikan Agama Islam  ini dapat selesai tepat waktu .

2 kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mengerjakan tugas makalah  Pendidikan Agama Islam  ini.

3. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran dalam mengerjakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam  ini .

Kami menyadari bahwa  makalah Pendidikan Agama Islam  ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam ini .

Dengan demikian  kami mengharapkan semoga tugas makalah Pendidikan Agama Islam  ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

                                                           
                                                                                      Sengkang, 17  November 2013




                                                                                                      Penyusun



Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................i
DAFTAR isi           ........................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
      A. Latar Belakang......................................................................1
      B. Rumusan Masalah.................................................................2
      C. Tujuan Pembahasan.............................................................2

BAB II PENDAHULUAN
A.      Pengertian Durhaka......................................................................................3
B.       Ciri-Ciri Anak Durhaka...........................................................................4
C.       Hadits Dan Al-Quran Yang Mencakup Tentang Durhaka
 Kepada Kedua Orang Tua.........................................................................5
D.     Bahaya-Bahaya Durhaka, Azab Dan Dosa Durhaka
Terhadap Orang Tua................................................................................6
E.      Hukuman Bagi Orang Yang Durhaka Kepada Kedua
 Orang Tuanya................................................................................................8
F.       Sebab-Sebab Anak Durhaka Dan Cara Mengatasinya.................9
G.       Kisah Nyata Yang Berkaitan Dengan Anak Yang Durhaka
Kepada Orang Tua.........................................................................................11

BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan.............................................................................13
B.   Saran........................................................................................ 13
DAFTAR   PUSTAKA...................................................................................................................14








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban mutlak dan mempunyai kedudukan amal yang lebih tinggi dibandingkan dengan amal lainnya berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesamanya.
Perintah berbakti kepada orang tua dalam al-Quran selalu disandingkan dengan perintah untuk taat kepada Allah, mengingat betapa keutamaan dan kedudukan mereka dihadapan anak-anaknya, dan ditekankannya perintah tersebut agar diperhatikan oleh manusia. Kedudukan mereka yang begitu agung dan besarnya jasa mereka demi anak-anak, menjadikan Allah membuat suatu ketentuan mutlak bahwa anak yang tidak berbakti atau durhaka kepada mereka, akan dijatuhi hukuman dosa paling besar setelah syirik. Dan hukuman ini tidak akan ditangguhkan menunggu saatnya hari kiamat, bahkan ketika di dunia ini hukuman tersebut bias diberlakukan.
Perbuatan berbakti atau durhaka akan membuahkan hasil masing-masing, yang sangat berdampak bagi pelakunya dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan sampai di akhirat kelak dampak perbuatan tersebut akandirasakan oleh pelakunya. Anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya akan merasakan berbagai keuntungan, kebaikan dan keselamatan selama di dunia ini, sehingga dikatakan bahwa keberhasilan hidup seseorang tergantung bagaimana bentuk baktinya kepada orang tua mereka, sebaliknya, kehancuran hidupnya mencerminkan bagaimana perlakuan buruknya terhadap orang tua, sehingga berbagai kesulitan, ketidaktenangan, bahkan kesengsaraan selalu mewarnai kehidupannya karena tindakan yang selalu menentang, menyakiti, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah untuk dilakukan
kepada orang tuanya.



B. Rumusan Masalah
1.      Apa itu durhaka dan apa macam-macamnya ?
2.       Apa ciri-ciri anak durhaka?
3.       Apa saja hadits dan al-Quran yang mencakup tentang durhaka kepada kedua orang tua?
4.      Apa bahaya durhaka, azab dan dosa durhaka terhadap orang tua ?
5.      Apa sajakah hukuman bagi orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya?
6.       Apa yang menyebabkan seorang anak durhaka kepada kedua orang Tuanya dan bagaimana cara menanggulanginya ?
7.      Apa peristiwa nyata yang berkaitan dengan anak yang durhaka kepada orang tua ?


C. Tujuan pembahasan
      1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian durhaka dan macam-                       macamnya.
      2. Mahasiswa dapat mengetahui al-Quran dan hadits tentang durhaka
      3. Mahasiswa dapat mengetahui hukuman bagi orang yang durhaka              kepada orang tuanya.
      4. Mahasiswa tahu sebab-sebab anak durhaka dan cara                                 mengatasinya.
      5. Mahasiswa tahu peristiwa kisahnyata yang berkaitan dengan anak            yang durhaka kepada orang tua



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Durhaka
Bakti (dalam bahasa arab disebut birrun) adalah kata yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Berbakti kepada kedua orang adalah berbuat baik kepada mereka memenuhi hak-hak mereka dan menaati mereka dalam hal-hal yang mubah, bukan hal-hal yang wajib atau maksiat.
Adapun lawan kata bakti adalah durhaka. Durhaka kepada orang tua adalah berbuat buruk kepada mereka dan menyia-nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -‘uquuq (durhaka) berasal dari kata al-‘aqqu yang berarti al-qath’u (memutus, merobek, memotong, membelah). Adapun menurut syara’  Durhaka adalah setiap perbuatan atau ucapan anak yang menyakiti kedua orang tuanya.

B.     Ciri-Ciri Anak Durhaka

             
  1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
  2. Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua. dan juga Tidak memberikan nafkah kepada             orang tua bila mereka membutuhkan.
  3. Membentak atau menghardik orang tua /  mengeraskan suara di hadapan mereka ketika berselisih,
  4. Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
  5. Merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
  6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dan karena itu anak harus berterima kasih.
  7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
  8. Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
  9. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
  10. Duduk mendahului orang tuanya dan berbicara tanpa meminta izin saat memimpin majelis di mana orang tuanya hadir di majelis itu. Ini sikap sombong dan takabur yang membuat orang tua terlecehkan dan marah.
11.   Tidak melayani mereka dan berpaling darinya. Lebih durhaka lagi bila menyuruh orang tua melayani dirinya dan Mengumpat kedua orang         tuanya di depan orang banyak dan menyebut-nyebut kekurangannya.

12.  Menajamkan tatapan mata kepada kedua orang tua ketika marah atau kesal kepada mereka berdua karena suatu hal.

13.   Membuat kedua orang tua bersedih dengan melakukan sesuatu hal, meskipun sang anak berhak untuk melakukannya. Tapi ingat, hak kedua orang tua atas diri si anak lebih besar daripada hak si anak.

14.  Malu mengakui kedua orang tuanya di hadapan orang banyak karena keadaan kedua orang tuanya yang miskin, berpenampilan kampungan, tidak berilmu, cacat, atau alasan lainnya.

15.   Tidak mau berdiri untuk menghormati orang tua dan mencium tangannya.



C.      Hadits dan Al-Quran yang mencakup tentang durhaka kepada kedua orang tua

Durhaka kepada kedua orang tua adalah haram dan termasuk dosa besar. Allah Swt, berfirman:

وقضى ربك الاّ تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحساناً إما يبلغنّ عندك الكبر أحدهما او كلاهم فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريماً(الإسراء:23)
         
          Artinya:  dan Tuhanmu menghendaki supaya kamu tidak menyembah keculai kepada-Nya dan berbakti kepada kedua orang tua, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya, sampai berumur  lanjut dalam pemeliharaannmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.( QS. Al-Isro [17]: 23)

Diriwayatkan dari Abdurohman bin Abi Bakkah, dari ayahnya, dia
berkata: “Rasulullah saw bersabda: Artinya:“Maukah kalian (jika) aku beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Kami (para sahabat ) menjawab: ‘Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: ‘Menyekutukan (sesuatu) dengan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Saat itu beliau bersandar, lalu beliau duduk, kemudian bersabda: “Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian palsu. “Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian palsu.” Beliau terus mengulang-ngulang perkataan itu, sehingga aku berkata: “Beliau tidak mau diam.” (Shahih Bukhori, juz 187, hlm. 372, Hadits No. 5519)
   
D.     Bahaya-bahaya durhaka, azab dan dosa durhaka terhadap orang tua.
            1. Haram masuk surga.
            “Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk        berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan seorang dayyuts             (merelakan kejahatan berlaku dalam keluargannya, merelakan istri dan   anak perempuan selingkuh)” . [H.R. Nasa’i dan Ahmad].
            2. Dimurkai Allah SWT.
            “keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun           tergantung pada murka kedua orang tua”. (H.R. al-Hakim).
            3. Allah tidak menerima shalatnya.
            “Allah tidak akan menerima shalat orang dibenci kedua orang tuannya             yang tidak menganiaya kepadannya”. (H.R.  Abu al-Hasan bin Makruf)
            Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima (amal kebajikannya) dari          yang sunnah maupun yang fardhu, yaitu durhaka kepada orang tua, orang      yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya, dan orang yang mendustakan    takdir”. (H.R. Thabrani).
            4. Dipecat sebagai pengikut nabi SAW.
            bukan termasuk dari golongan kami orang yang diperluas rezekinnya oleh      Allah lalu ia kikir dalam menafkahi keluargannya”. (H.R. ad-Dailamy).
            5. Mendapat “gelar” kafir.
            “jangan membenci kedua orang tuamu. Barang siapa mengabaikan kedua         orang tua, maka dia kafir”. (H.R. Muslim).
            6. Balasan azab dengan segera didunia.
            Al-hakim dan al-Ashbahani, dari abu bakrah r.a. dari Nabi Saw, beliau             bersauba,
            “setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari      kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orang tua. sesungguhnya Allah          akan menyegerakan (balasan) kepada pelakunnya didalam hidupnya      sebelum mati”.

            7. Tidak Diampuni Dosannya.
            Dari Aisyah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda,
            dikatakan kepada orang yang durhaka kepada kedua orang tua,            “berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku tidak akan mengampuni.          “Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua, perbuatlah          sekehendakmu, sesungguhnya Aku mengambunimu.” (H.R. Abu Nu’aim).
            8. membatalkan Seluruh Amal.
            “ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu (a) syirik       kepada Allah, (b) durhaka kepada orang tua, (c) seorang alim yang             dipermainkan oleh orang dungu dan jahil”. (H.R. Thabrani).
            9. Haram mencium aroma surga.
            Bau surga yang radiusnya sejauh 1000 tahun perjalanan itu tak bisa   dirasakan oleh orang durhaka. Benar2 dahsyat.
            “sesunguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun,       dan demi Allah tidak akan mendapatinnya barang siapa yang durhaka dan       memutuskan silaturahim”. (H.R.Thabrani).
            10. Terputus rezekinnya.
            “apabila seseorang tidak meninggalkan doa bagi kedua orang tuannya, maka akan terputus rezekinya”. (H.R. ad-Dailamy).
            Seseorang yang Tidak mendoakan kedua orang tuanya termasuk kategori     orang yang durhaka terhadap orang tuannya. Oleh karena itu, orang tua        wajib mendapatkan doa dari anaknya.
            11. Orang yg mendapat Kerugian besar.
            sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan     hina orang yang mendapati atau salah satunnya sampai tua, lantas ia        tidak dapat masuk surga”. (H.R. Muslim).
            12. Dibenci Allah.
            “Barang siapa ridha kepada kedua orang tuannya, berarti ia ridha kepada         Allah. Dan barang siapa membenci kedua orang tua, sungguh dia    membenci Allah”. (H.R. Ibnu an-Najjar).

E.      hukuman bagi orang yang durhaka kepada orang tuanya.
Umat Islam sepakat bahwa durhaka kepada kedua orang tua adalah suatu hal yang diharamkan dan termasuk dosa besar yang sudah disepakati
keharamannya. Barang siapa yang durhaka kepada orang tuanya, maka Allah akan menghukumnya dengan hukuman yang berat, baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun hukuman di dunia, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan berada dalam kemurkaan Allah. Hal ini sebagaimana yang dikabarkan oleh sang pembawa rahmat, Muhammad saw. Diriwayatkan dari ‘Abdulloh bin Amr’ bahwa dia berkata: “Rasulullah
saw bersabda:
Artinya: “Ridho Allah itu terletak pada Ridho orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka kedua orang tua.” (Syu’ab al-Iman, Baihaqi, Juz
16, hlm. 338, Hadits no. 7584)
Barang siapa yang dimurkai Allah, maka dia akan dibenci olehNya, juga akan dibenci oleh seluruh makhlukNya, lebih dari itu, Allah dan malaikat akan melaknatnya.
Diantara hukuman bagi orang yang durhaka kepada kedua orang tua adalah:
1. Pelakunya menjadi sosok yang dilaknat oleh Allah. Hal ini sesuai          dengan sabda Rasulullah saw.
          Artinya: “Allah melaknat orang yang mengubah batas (patok) tanah: Allah melaknat budak yang bertuan kepada selain tuannya;          Allah melaknat orang yang menyesatkan jalan orang yang buta; Allah   melaknat orang yang menyembelih (hewan) untuk selain Allah; Allah     melaknat orang yang melakukan hubungan seksual dengan binatang;     Allah melaknat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya; dan     Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth.”
   (Musnad Imam Ahmad, Juz 6, hlm. 298, Hadits no. 2765)

2. Rizkinya akan dipersempit. Kalaupun rizkinya dilapangkan, itu    merupakan istidraz (tipuan) baginya.
            Dengan demikian, barang siapa yang berbakti kepada kedua orang           tuanya, maka Allah akan melapangkan rizkinya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:             
            Artinya:“Barang siapa yang ingin       dipanjangkan umurnya oleh     Allah dan dilapangkan rizkinya, serta       dihindarkan dari   kematian     yang buruk, maka hendaklah dia bertaqwa     kepada Allah dan         membina hubungan silaturahmi.”  (Al Mustadrak, al-     Hakim,Juz 17,     hlm 128, hadits no. 7389)
3. Ajalnya tidak akan ditangguhkan
4. Pelakunya berpeluang meninggal dunia dalam keadaan yang buruk, ia
    berpeluang meninggal dalam keadaan buruk, seperti mati dalam           keadaan maksiat.
5. Amalnya tidak diterima meskipun amal itu baik Itu disebabkan dia        telah durhaka kepada kedua orang tuanya, diriwayatkan dari Abu         Umamah al Bahili, bahwa Rasulullah saw bersabda:
          Artinya: “Ada tiga (kelompok) yang Allah tidak akan menerima sharf          dan tidak pula adl Nya, yaitu orang yang durhaka (kepada kedua          orang tuanya); orang yang sering menyebut-nyebut apa yang telah        dia     berikan; dan orang yang mendustakan taqdir.” (al-Ibaanah  al-Kubraq,       Ibnu Bathah, Juz 4, hlm 60 hadits no. 153)


F.      sebab-sebab anak durhaka dan cara mengatasinya
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang durhaka kepada kedua orang tuanya, diantaranya:
1. Tidak mengetahui keagungan orang tua dan tidak mengetahui     hukuman atas kedurhakaan itu, baik hukuman di dunia maupun di        akhirat kelak.
2.  Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan
      sebagian anak atas sebagian lainnya atau dalam kata lain adanya        ketidakadilan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya.
3.   Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil.
4. Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang          mendorong sahabatnya menentang orang tuanya.

          Diriwayatkan dari Abu Hurariroh r.a., dia berkata : “Rasulullah saw
bersabda:
          Artinya : “(Akhlak) seseorang itu tergantung pada akhlak sahabat karibnya. Karena itu, hendaklah salah seorang diantara kalian
memperhatikan siapa yang digauli (nya).” (Musnad Imam Ahmad, Juz 16. hlm: 226, no Hadits 7685)
Itulah factor-faktor yang menyebabkan anak durhaka kepada orang tuanya. Namun jika ditelaah lebih lanjut, faktor utamanya adalah kesalahan orangtua dalam mendidik anak. Kesalahan tersebut bisa berupa kesalahan dalam menerapkan cara yang digunakan; seperti terlalu banyak aturan atau sikap orangtua yang terlalu keras dan kasar terhadap anak.
Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan orangtua dalam mendidik anak. Inilah cara yang diajarkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW dalam mendidik umatnya. Allah berfirman:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Kelembutan adalah hiasan bagi segala sesuatu.” (HR. Muslim, bab Al-Birru).
Sikap lemah lembut dalam mendidik anak merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan pendidikan anak. Orangtua selayaknya memahami bahwa anaknya bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat salah, dan bukan pula setan yang tidak memiliki sisi kebaikan.
Dalam bukunya Nasha`ih li Al-Abaa` Qabla ‘Uquq Al-Abnaa`, Prof. Sa’ad Karim menjelaskan, ketika seorang anak melakukan kesalahan, tidak selayaknya orangtua langsung memberikan hukuman yang bert. Yang harus dilakukan oleh orangtua adalah memberikan nasehat dan petunjuk, menjelaskan kesalahan sang anak dengan cara yang bijak, sambil memberikan keterangan tentang perilaku dan sikap yang benar. Setelah itu, memberikan bimbingan dan arahan.
Salah seorang ulama yang merupakan pakar sosiologi, Ibnu Khaldun, pernah mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan yang didasari oleh sikap kasar dan keras seringkali menghasilkan manusia-manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh.
Mengomentari hal yang sama, Prof. Jamal Al-Kasyif menyatakan, “Seorang anak yang tumbuh dalam situasi dan kondisi yang keras dan kasar akan mengalami perkembangan mental tidak sehat. Pengaruh dan dampak buruknya bervariasi, bisa cepat bisa juga lambat.”
Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, cinta, dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji. Dia akan menjadikan kepercayaan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. Dia akan tumbuh menjadi manusia yang mengusung kepercayaan diri, berterus terang, dan jujur.

G.      Kisah nyata tentang anak yang durhaka kepada orang tuanya.

Kisah ini terjadi pada zaman Rasulullah saw. Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lâilâha illallâh, tapi pemuda itu lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang pemuda yang sedang sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab : Ya, saya ibunya, ya Rasulullah.
Rasulullah saw bertanya lagi: Apakah Anda murka padanya?
Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 tahun.
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!  
Sang ibu berkata: Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.
Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lâilâha illallâh.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lâilâha illallâh.
Rasulullah saw bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi?
Sang pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan, pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah padanya.
Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:
يَا مَنْ يَقْبَلُ الْيَسِيْرَ وَيَعْفُو عَنِ الْكَثِيْرِ، اِقْبَلْ مِنِّى الْيَسِيْرَ وَاعْفُ عَنِّي الْكَثِيْرَ، اِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” 1)
Sang pemuda kini dapat mengucapkannya. Nabi saw bertanya lagi: Sekarang lihatlah, apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku. Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih, dan cahayanya meliputi keadaanku. (Bihârul Anwâr 75: 456).
1). Doa ini dikenal sebagai doa Yasîr, doa untuk memperoleh kemudahan saat sakaratul maut.
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
            Dari uraian diatas dapatlah kita ambil kesimpulan bahwasanya arti durhaka menurut syara’ adalah setiap perbuatan atau ucapan anak yang menyakiti kedua orang tuanya.
Allah Swt, berfirman:
وقضى ربك الاّ تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحساناً إما يبلغنّ عندك الكبر أحدهما او كلاهم فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريماً(الإسراء:23)
Artinya:dan Tuhanmu menghendaki supaya kamu tidak menyembah keculai kepada-Nya dan berbakti kepada kedua orang tua, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya, sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaannmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia.( QS. Al-Isro [17]: 23)
          Jadi durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar.  Dan untuk itu marilah kita menghormati dan menghargai orang tua ,atas jasa-jasa orang tua kita yang sudah melahirkan dan membesarkan kita Dan semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang durhaka.

B.   SARAN

            Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

            Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman  memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan  penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya

Daftar Pustaka

http://syamsuri149.wordpress.com/2008/10/09/akibat-durhaka-kepada-orang-tua/

No comments:

Post a Comment

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

EXTRAWEBDIA .COM: TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil...