Tuesday, October 14, 2014

RESENSI BUKU "GURU BUKAN TUKANG MENGAJAR "



RESENSI BUKU
 "GURU BUKAN TUKANG MENGAJAR"

JULYASMAN, S.Pd
SEKOLAH GURU INDONESIA – DOMPET DHUAFA (SGI-DD)






1.      Judul buku       : GURU BUKAN TUKANG MENGAJAR
2.      Pengarang       : Sudaryanto
3.      Jenis Buku       : Non Fiksi / Pendidikan
            Penerbit           : Pedagogia, Yogyakarta
4.      Tebal Halaman: 210 halaman
5.      Tahun Terbit    : Januari 2012
6..      No. ISBN        : 978-602-7515-00-0

Pengarang yang merupakan guru bahasa Indonesia lebih banyak membahas dan mengulas secara kebahasaan dan kepenulisan. Dalam buku ini, penulis membagi ke dalam lima bagian. Di awal, penulis lebih mengangkat bagaimana profesi guru baik dari sisi keguruan, kependidikan, sudut pandang masyarakt sehari-hari dan kondisi real guru sekarang ini. Bagian kedua, membahas pandangan penulis terhadap sertifikasi dan UU guru dan dosen. Bagian ketiga, mengangkat semangat dan inspirasi dari seorang guru. Keempat, penulis mulai mengajak bagaimana guru mampu menjadi inovator melalui tulisan, karya, dll. Bagian kelima merupakan harapan-harapn penulis menuju guru yang professional bukan protesional, sedikit-sedikit mengeluh baik gaji, tugas, dan tidak mampu mengembangkan diri.
Guru sering kali menjadi tukang mengajar, memposisikan dirinya sebagai pendidik masih kurang dalam bahasan buku ini. Ada tiga hal yang paling sering diulang dan menjadi permasalahan utama yang disampaikan oleh pengarang. Pertama, perihal kualitas guru. Satu juta lebih guru SD masih berlatar belakang guru pendidikan SMP. Untuk tingkat SMP Negeri, dari hampir 300.000 guru separuhnya di bawah sarjana. Adapun SMK Negeri, 50 persen gurunya juga di bawah sarjana. Kondisi-kondisi sekolah swasta terutama di daerah sangat jauh beda perbandingannya dengan sekolah negeri.
Persoalan yang kedua ialah perihal kesejahteraan guru. Masalah kesejahteraan sering kali menjadi tuntutan sehingga orang merasa enggan memilih profesi guru sebagai pilihan profesi yang utama. Bahkan, orang yang telah mengabdi bertahun-tahun di jalur ini tak sedikit yang pada akhirnya “menggadaikan” profesi tersebut. Saat ini, guru berstatus PNS berpenghasilan sudah di atas upah minimum regional (UMR), sedangkan guru PNS Golongan IIIB masih menerima Rp. 700.000. Namun, masih ada guru yang berpenghasilan jauh di bawah angka tersebut, khususnya guru honorer dilembaga pendidikan milik masyarakat yang tidak memadai secara finansial. Padahal, guru honorer jumlahnya dikirakan sekitar 2 juta orang di tanah air.
Ketiga, perihal diskriminasi status guru yang sering menjadi bias di dalam profesi baik antar guru senior dengan guru junior, guru muda dengan guru tua, guru PNS dengan guru honorer, belum lagi ada status guru sukarelawan. Mereka memang melakukan tugas yang sama namun statusnya berbeda. Penghapusan diskriminasi status memerlukan kemampuan pemerintah untuk mengintervensi melalui subsidi agar penghasilan mereka dapat meningkat. Dengan begitu, nantinya pembedaan kompetensi hanya berdasarkan pada kualifikasi pendidikan masa kerja. Kualifikasi yang dimaksud di sini tentunya berkaitan erat dengan nuansa kompetensi, yang lebih cenderung memuat aspek kemampuan dan kewenangan, yang diantaranya dipandang dari aspek persiapan dan pelatihan sebagai guru.
Buku ini diharapkan profesi guru menjadi sebuah tuntunan bukan tuntutan. Dengan begitu, guru mampu memahami peranannya secara utuh dan menyeluruh sehingga peran guru secara intern mengena baik dalam diri, tingkah laku serta menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari dengan memahami makna esensi guru yang sebenarnya. Buku ini direkomendasikan suntuk dibaca terutama oleh para guru.


sumber : http://sgitigabuton.blogspot.com/2012/08/j4-resensi-buku-guru-bukan-tukang.html

No comments:

Post a Comment

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

EXTRAWEBDIA .COM: TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil...